Ada dua jenis wanita yaitu wanita hitam dan wanita putih
Yang dimaksud dengan wanita putih bukanlah wanita yang berkulit putih melainkan wanita salehah, berhati cantik, taat kepada Allah Swt dan patuh kepada suaminya. Sedangkan yang dimaksud wanita hitam itu wanita yang durhaka kepada-Nya, juga membangkang perintah suaminya. Dan kita bisa menentukan pilihan, mau termaksud wanita putih atau sebaliknya.
Kita bisa melihat kisah Nabi Nuh a.s dan Nabi Luth a.s.. Beliau adalah Hamba Allah Swt yang terpilih. Beliau merupakan manusia yang saleh di zamannya. Kesalehan seorang suami tidak menjamin akan mengantarkan istri yang salehah. Karena Salehah merupakan perpaduan pilihan pribadi dan hidayah Allah Swt.
Dalam Al-Qur'an terdapat kisah tentang "wanita hitam" ini,
Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan orang-orang kafir. Keduanya dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam). (Q.s. at-Tahrim [66]: 10)
Sangat membahagiakan kalau kita memiliki pasangan yang saleh dan kita harus mensyukuri kalu kita mendapatkannya. Sempurnakan rasa syukur kita dengan menyempurnakan takwa kepada-Nya.
Allah Swt juga memilih "wanita putih" sebagai teladan bagi kita kaum wanita. Dia adalah Asiah, istri Fir'aun, dan Maryam putra Imran. Asiah tegar dan kuat dalam menggenggam keimanan di tengah kekuasaan dan kekafiran suaminya. Atas keistiqamahannya itu, Asiah kelak akan dibangunkan istana di surga yang digambarkan dalam Al-Qur'an,
Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, " Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (Q.s. at-Tahrim [66]: 11)
Maryam binti Imran, ibunda Nabiyullah Isa a.s. wanita yang teguh memelihara kehormatan diri. Allah memilih dan melebihkannya atas semua wanita dunia di zamannya. Allah Swt berfirman,
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memlihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Q.s. al-Anbiya' [21]: 91)
"Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)." (Q.s. Ali-Imran [3]: 42)
Begitu istimewanya Maryam binti Imran, namanya tertulis di dalam kitab yang suci, dan Allah Swt memilihnya untuk menjadi wanita yang disucikan. Itulah balasan terbaik yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang menjaga kehormatan diri. Kecantikan dan kelembutannya tidak membuat ia terlena dengan keindahan semu yang dikaruniakan Allah Swt.
Begitu juga dengan Asiah, istri Fir'aun, wanita yang keimanannya patut kita teladani. Ketika seuaminya menganggap dirinya tuhan, sedikitpun Asiah tidak meyakininya. Walaupun suaminya memiliki kekuasaan, Asiah tidak takut. Ia tetap berpegang teguh terhadap kepercayaan yang diyakininya, bahwa tiada tuhan selain Allah. Kesenangan hidup dan kemewahan istana di dunia ia tukar dengan istana di surga karena ia tahu disanalah tempat kembali yang abadi.
Allah Swt memang sudah menetapkan siapakah hamba-Nya yang akan menjadi ahli neraka dan siapa pula yang akan memasuki neraka-Nya. Namun meski demikian, kita tetap dilarang untuk berpangku tangan dan pasrah pada takdir.
Para sahabat berkata, " Ya Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita tinggalkan saja meramal dan kita cukupkan menyerah kepada catatan itu?" Beliau Saw bersabda, "Jangan! Bekerjalah, karena semuanya itu akan berjalan menurut apa yang ditentukan, orang yang menjadi ahli surga (bahagia), akan dimudahkan untuk mengerjakan pekerjaan ahli surga itu, sedangkan orang yang menjadi ahli neraka akan dimudahkan untuk mengerjakan pekerjaan ahli neraka."
Allah Swt memberikan kita akal, kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar akan di ikuti, dan mana yang salah untuk dijauhi. Allah Swt tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Semua kebaikan akan dibalas dengan pahala, dan segala keburukan akan bernilai dosa. Bila tidak mendapat ampunan pelakunya akan mendapatkan siksa.
No comments:
Post a Comment